Minggu, 20 Oktober 2013

Resensi Novel Oppa & I : Love Mission by Orizuka


           
Judul : Oppa & I: Love Missions
Penulis: Orizuka & Lia Indra Andriana
Penerbit: Haru
Genre : teen romance, family drama
Kategori: Fiksi, novel lokal
Tebal :   220 halaman, 19 cm
Terbit: Desember 2012

Setelah sukses menjadi best seller di tahun 2011, novel Oppa and I kembali hadir dengan sequel lanjutannya yang berjudul ‘Oppa & I Love Missions’. Novel ini  mengambil tema tentang percintaan remaja dan drama keluarga. Alur cerita novel ini sangat khas dengan keceriaan masa remaja dan juga masalah-masalah yang menghiasi hari-hari mereka.
 Tidak seperti buku pertamanya, buku kedua ini memuat sedikit lebih banyak konflik. Dimana sebelumnya konflik keluarga lebih mendominasi, sementara di sini, konflik romance juga turut ambil andil. Tapi, secara keseluruhan novel ini daebak (keren)! Selain menambah kosakata Korea, banyak hal positif untuk kita ambil, terutama bagaimana sebuah kata dapat membuat siapa pun bahagia, terutama keluarga.
Novel ini bercerita tentang misi cinta Jae In dan juga Jae Kwon. Dimana kedua bersaudara itu mencari tahu bagaimana cinta itu sebenarnya. Bagaimana cara cinta dapat membuat ayah mereka yang tiba-tiba menghilang kembali, padahal baru beberapa bulan sebelumnya mereka kembali bersama-sama, setelah selama lima tahun hidup terpisah. Jae In yang dulu merasa terkhianati oleh oppa-kakak laki-laki-nya dan appa-ayah-nya karena telah meninggalkannya dan eomma-ibu-nya terlantar di Indonesia, tak tahu harus berbuat bagaimana agar keluarga mereka seperti keluarga normal lainnya. Jae In masih tidak percaya kalau akhirnya dia berhasil terhipnotis oleh kata itu. Cinta dari Seung Won yang membuat jantungnya berdebar tak karuan. Tapi sosok Seung Won yang sekarang sudah berubah menjadi sosok yang tidak diinginkannya-artis, membuat Jae In ragu. Seung Won kapanpun bisa berakting didepannya dan menipu dirinya. Sementara Jae Kwon merasa hatinya retak saat melihat Hye Rin kakak kelas yang memenuhi mimpinya dan dicintainya jelas-jelas menolak cintanya. Jae Kwon tak percaya tentang penolakan itu. Jadi ia tetap bersikeras, meyakinkan dirinya sendiri, bahwa Hye Rin tidak menolaknya. Ia Selain itu, masalah mereka harus ditambah dengan perginya ayah mereka dan ibunya yang selalu menangis setiap kali ia dan Jae In menyebut nama ayah mereka. Mereka mulai mengalami krisis kepercayaan. Jae Kwon juga tak begitu mengerti maksud pesan singkat appa-nya yang tiba-tiba meminta dirinya untuk menjaga eomma dan Jae in. Jae Kwon pun memutuskan untuk menjadi ‘payung’, bagi eomma dan Jae In. Dan akhirnya Jae In yang merasa semua orang berakting didepannya dan juga tidak percaya arti persahabatan, bertemu dengan teman-teman di Indonesia yaitu Sa Ra , dan Ha Neul. Bersama keduanya Jae In mulai belajar mempercayai orang lain  termasuk  Seung Won, terutama oppanya. Tak hanya itu, ia pun menyadari arti persahabatan yang sesungguhnya dan menemukan ‘mantra’ yang membuat siapa pun bahagia. Begitu juga dengan Jae Kwon. Dengan bantuan teman-temannya, akhirnya ia bisa menemukan cinta sejati ( Ha Neul). Ditambah dengan ayahnya yang menghilang akhirnya kembali bersama alasan-alasan yang ditutupi selama ini dari keluarganya. Love Missions kembar Park berakhir dengan bahagia.

Resensi Novel The Truth about Forever by Orizuka


Judul           : The Truth about Forever 
Penulis          :Orizuka
Penerbit       : Gagasmedia
Tahun Terbit: 2008 (terbit ulang 2013)
Tebal           : 284 halaman
No. ISBN : (2013) 978-979-780-229-5
                  (2008) 979-780-229-9

  
Novel ini menceritakan tentang seorang cowok bernama Yogas yang divonis terinfeksi virus HIV. Sejak ia divonis HIV semua orang menjauhinya termasuk pacarnya Wulan.
Setelah 6 tahun berlalu Yogas memutuskan pergi ke Yogyakarta dan menghabiskan sisa hidupnya yang divonis tak berumur dan menggunakan sisa hidupnya untuk membalaskan dendam pada temannya Joe, orang yang membuatnya terjangkit virus HIV. Selama pencariannya, Yogas nge-kos di kos-kosan yang reot dan hanya ditempati oleh 4 orang. Disanalah ia bertemu dengan Kana keponakan ibu kos tempat dia tinggal selama di Yogya. Setelah bertemu Kana, kehidupan Yogas mulai berubah dan menjadi lebih bermakna dan melanjutkan cita-citanya untuk menjadi seorang sutradara.

Buku ini berhasil menyampaikan informasi penting tentang HIV/AIDS kepada pembaca dengan apik lewat narasi atau dialog yaitu informasi bahwa virus HIV tidak menular semudah virus influensa. Dengan bersentuhan, berpelukan, gigitan nyamuk, memakai peralatan makan yang sama atau tinggal bersama ODHA tidak akan membuat kita ikut terinfeksi. Buku ini memberi pelajaran bagi semua orang untuk tidak menjauhi ataupun mengindari kontak dengan seorang ODHA, hanya karena takut tertular namun memberikan suatu ruang untuk ODHA.
novel ini juga menyampaikan pesan kepada para pembaca, bahwa hidup bisa lebih berarti jika dijalani dengan optimis. Hidup yang singkat bukan alasan untuk putus asa dan berhenti mengejar cita-cita.